Januari 19, 2012

Elegi



Jerit tanpa suara.
Oktaf-oktaf tinggi tanpa jeda.
Menggemakan kepingan-kepingan perasaan luluh lantak tanpa sebab.
Tidak terucap, tetapi menggempur tiap celah-celah jantung begitu kuat.

Diam, namun perlahan, kehilangan kesadaran.
Mengaburkan batas antara waras dan hilang akal.

Putus asa, hilang arah.


When you were standing in the wake of devastation
when you were waiting on the edge of the unknown
with the cataclysm raining down, insides crying "save me now"
you were there and possibly alone.

Do you feel cold and lost in desperation?
you build up all the failures all you've known
remember all the sadness and frustration
and let it go, let it go.

Linkin Park - Iridescent


Dan... semudah itukah merelakan semuanya?




credit: http://instantvoodo.deviantart.com/art/Stolen-89705010

Januari 09, 2012

Remember me, the raindrops.

Hujan Bulan Juni


tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu


SDD, 1989




-------------------------------------------------------------------------------


"Hai, halo. Ini aku!


Aku yang sama yang merindukanmu tiap jengkal kau mulai menjauh.
Aku yang sama yang menunggumu berbalik tiap saat kau berpaling.
Aku yang sama yang mengingatmu tiap kali aku sadar kau melupakan aku.
Aku yang sama yang tidak mengerti kenapa kita saling berbalik.
Aku yang sama yang sedang, akan, dan selalu berteriak tanpa gema,
bahwa aku rindu. Rindu kita yang seperti dulu."


"Dan aku tetap diam.
Seperti hujan bulan Juni. 
Yang memendam rindunya."


"Hai, ini aku!
Aku yang sama yang tetap menganggapmu teman.
Ingat aku?"