Januari 17, 2016

Monologue #3 : People see what they want to see

http://weheartit.com/entry/76062932


Kupikir dengan diam, semuanya bisa kutahan sendiri.
Kupikir dengan bungkam, segalanya bisa ditoleransi.
Kupikir dengan sedikit mengeluh, ada sedikit dari banyak kata-kata yang bisa saling ditukar.

Sayangnya?

Sayangnya semua selalu kurang.
Sayangnya Aku malah jadi orang lain.
Sayangnya Aku malah ditempeli label arogan.
Sayangnya Aku selalu salah bicara.

Lucu.

Kenapa?
Aku 100% berpikir pendapatnya kali ini offensif.

Kedengarannya seperti menyalahkan orang lain dan keadaan.

Ini membingungkan.
Dimana letak ‘menyalahkan orang lain dan keadaan?’
Ada kejujuran yang sama sekali tidak ingin diakui. Tidak ingin kuakui.

Perempuan itu menyilangkan kedua tangannya di dada.
Kebanyakan manusia tidak mendengar kata-katanya sendiri. Mereka mendengar apa yang memang ingin mereka dengar.

Aku menghela napas. Kebiasaan bodoh.
Jelas sekali terlihat aku sedang membangun pertahanan yang entah apa fungsinya.

Mereka melihat apa yang ingin mereka lihat.

Perempuan itu mengukur air mukaku terhadap kata-katanya.
Dengarkan kalimat pasif yang seringnya, menjadi pilihanmu berkata-kata. Pilihanmu berbicara.
Dirimu sendiri yang terlalu takut menjadi orang pertama.
Dirimu sendiri yang tidak menemukan keberanian untuk mengubah apa yang menurutmu salah.


Lagi-lagi aku ditelanjangi. Habis-habisan.


Note:  Percakapan sederhana antara 2 karakter yang kebetulan disebut perempuan.